Bagaimana Caranya Menulis?

Bagaimana caranya menulis? entah itu esai atau artikel populer lain. Intinya, ini tentang langkah awal yang paling dasar dalam menulis.

Ada tiga langkah yang membuat tulisan kita semakin berkulitas. Unsur itu adalah ide, sudut pandang, dan pengolahan data. Tiga itu dulu aja, catat. Sebab ketiganya merupakan dasar. Jika dasarnya aja udah bagus, lainnya tentu bagus. Mari bahas satu per satu.

Ide Tulisan Harus Kokoh

Pertama tentang ide, semua orang ketika mulai nulis awalnya pasti lewat ide. Tidak hanya menulis sebenarnya. Bisnis misal, langkah awal kita pasti didorong oleh ide. Ide ini ibarat bensin bagi motor. Jikalau bensinnya habis, mogok sudah tulisan kita.

Laah, terus bagaimana agar ide kita bagus? Kalau isitilah aku, ide yang kokoh. Semakin kokoh ide, semakin tulisan kita kuat nan memikat.

Sederhana, ide menulis itu bisa muncul dimana saja kapan saja. Ketika di jalan lihat lagi rame orang sepdeaan, bisa jadi ide tulisan. Melihat kakek-nenek jualan bubur keliling, kok mesra ya, bisa jadi ide tulisan. Melihat mantan udah punya gandengan, udah istigfar aja, kamu nggak bakal kuat nulis.

Nah, diantara banyak ide yang muncul itu, pilih ide yang buat kamu resah nan gundah. Semakin resah semakin bagus, karena keresahan ini nanti yang juga ikut membantu mendorong proses kretatif. Kita semakin punya gairah untuk menulis tentang ide ini. Termasuk semangat mengumpulkan dan mengolah data (sebar ini yang paling berat).

Misal, diantara contoh tadi, yang paling diresahkan adalah soal fenomena sepedaan. Bagiku ini sudah cukup kuat untuk dipilih. Sebab, selain menjadi keresahan, ini juga dekat dengan kita sebagai penulis, dan orang lain sebagai pembaca.

Sudut Pandang Harus Tajam

Kedua tentang sudut pandang (angel). Kalau sudah menemukan ide tulisan yang kokoh, sekarang kamu harus mengerucutkan ide itu secara spesifik. Fenomena orang sepedaan itu kan masih sangat umum, lah sudut pandang membuat kamu bisa milih bahasan yang kuat.

Biasanya aku susun pertanyaan, entah itu di catatan, laptop, HP atau dalam pikiran (kalau udah terbiasa). Pertanyaan yang mengkrucut ke masalah. Misal pertanyaan yang muncul dalam benak; a) emang sepedaan saat pendemi gini aman?  b) gimana harusnya etika sepedaan? c) emang enak yaa jadi orang latah terus ngikuti trend?

Kitiga pertanyaan itu bisa jadi sudut pandang. Nah, kita harus milih salah satu. Walau mungkin kita bisa-bisa saja milih dua. Namun tulisan bakal melebar, bahasannya bakal ke mana-mana. Tipikal tulisan yang bagus menuruku, yaa fokus dan mendalam.

Tulisan dengan sajian yang mendalam itu enak, biasanya lebih informatif dan gurih. Makanya, saranku fokus saja ke satu pertanyaan, lalu jadikan itu sudut pandang.

Sebelum kita pilih, aku kepingin mengulas sababun nuzul kenapa ketiga peranyaan itu muncul. Bagiku ini penting untuk pertimbangan


Pertanyaan a) ini muncul karena keadaannya sendang pandemi. Mengingat masih ada seruan buat di rumah aja, maka pertnyaa emang aman itu muncul. Pertanyaan b) muncul ketika melihat ada aja orang-orang sepedaan berjajar tiga atau lebih, kan menghalangi jalan. Nah makanya dipertnyakan etikanya. Pertanyaan c) ini muncul karena orang-orang begitu mudahnya ngeluarin duit jutaan hanya buat beli sepeda, padahal kan ancaman krisis di depan mata. Ketiganya adalah kandidat terkuat untuk dipilih.

Sekarang waktunya memilih. Aku lebih senang memilih angel yang paling meresahkan dan dekat. Sekali lagi, semakin resah semakin bergairah buat nulis. Begitu juga semakin dekat, semikin mudah buat observasi dan ngumpulin data. Yahh walau hanya tulisan ringan, bukan berarti tidak butuh obserbasi dan data. Nanti kita bahas, habis ini.

Katakanlah, yang paling membuat resah adalah pertanyaan b) tetang etika bersepeda. Lawong aku ya pernah ngalami, setidaknya ini juga menjadi poin plus. Ingat, prinsipnya pilih berdasar keresahan dan kedekatan.

Sajian Data

Yang terakhir soal data. Waduh udah kayak skripsi aja. Kadang emang nyletuk “emang segitunya harus butuh data? Padahal kan tulisan biasa, opini aja, enggak lebih?”, jawabnya pasti “IYA”, sengaja aku pakai petik, huruf kapital, bold, italic, dan underline, kerena mamang iya banget. gak boleh ditawar.

Kamu bisa mecari data dari mana aja; bisa dari pengamatan atau observasi, pengalaman pribadi, buku, majalah, koran, dll. Banyak banget, sesuikan saja dengan kebutuhan. Kalau berdasar engel yang dipilih tadi, tentang etika sepedaan. Sepertinya cukup pakai obserbasi berdasar pengalaman pribadi, kalau ada, yaa tambahi sedikit dari buku bacaan.

Biasanya, kalau aku menulis lebih seneng menggunakan teknik jurnalistik untuk menggali data. Nah gimana teknik itu? Aduh, bakal panjang. Ini aja udah kepanjangan. Mending kita sudahi. Yaa cuma itu dulu, sekedar sharing. Sebenarnya ini catatan pribadi, tidak ada salahnya juga aku bagi. Semoga bermanfaat.

Penulis/Jurnalis

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komentar
© Dhima Wahyu Sejati. All rights reserved. Developed by Jago Desain