Meninggalkan Dunia


Dalam ceramah-ceramah agama (islam) yang sering kita dengar di mimbar. Selalu bilang bahwa dunia ini sedang memasuki akhir zaman. Dimana di akhirnya zaman dunia penuh dengan keburukan, kemaksiatan, dan fitnah. Hingga kita berfikir kegemilangan dunia hanya terjadi di masa lalu, bukan masa sekarang.

Akibatnya, kita, umat islam khususnya, menganggap dunia musti ditinggalkan. Dunia hanya akan mendatangkan keburukan, sekalipun ada kebaikan itu hanya sesaat, tidak kekal seperti di akhirat kelak.

Saya hanya khawatir, ini membuat kita tidak peduli lagi terhadap dunia. Justru jika dunia memang serusak itu kita mustinya ikut perbaiki. Kita lupa bahwa ada tugas penting seorang sebagi khilafah fil ard. Minimal jika tidak mampu memperbaiki ya cukup dengan merawat. Jika tidak mampu merawat, cukup tahan tangan kita untuk tidak merusak.

Sesederhana merawat dunia yang kita tinggali dari krisis iklim. Dunia yang kita tinggali itu, cukup sebatas rumah kita, lalu melebar ke RT. Jangan merusak dengan membuang sampah sembarangan. Kita musti merawat dengan memelihara lingkungan kita agar sehat. Dan jika perlu mesti merubah, melakukan penghijauan di kebon rumah kita.

Maka, jangan pernah tinggalkan dunia hanya karena sifat keegosian kita, tidak peduli dengan lingkungan, hanya fokus ke diri sendiri. Hanya peduli akhirat, tanpa peduli dunia (mau serusak apapun) adalah ego yang musti dihilangkan. 'Meninggalkan dunia' musti dipahami sebagai sifat zuhud. 
Penulis/Jurnalis

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komentar
© Dhima Wahyu Sejati. All rights reserved. Developed by Jago Desain