Yang, Hujan Turun Lagi

Penting! Mari kita medengar dan joged dulu, sembari membaca kabar banjir hari-hari ini, dan membaca tulisan ini, tentunya. Tolong musik jangan dimatikan, dan memang tidak bisa dimatikan, sengaja, biar lebih nikmat dan hikmat.

Yang, hujan turun lagi
Angkatin jemuran yang kau cuci 
Yang, panas datang lagi
Jemur pakaian yang kau angkat tadi

Jauh-jauh hari, sudah sewajarnya BMKG meperkirakan cuaca di berbagai daerah. Curah hujan, bisa berubah-ubah, dan tentu saja bisa diprediksi dengan sangat akurat. Apa yang tidak mungkin di jaman yang serba mungkin ini, BMKG bilang hujan, hampir pasti turun hujan.

Namun nahas, hujan datang, banjir melanda. Bisa memperkirankan hujan dengan sangat akurat, namun tidak bisa mengantisipasi keadaan banjir darurat. Sungguh sial.

Untung BMKG berbaik hati, ia memberi prediksi curah hujan tinggi, sekaligus memberi peringatan akan bajir di seluruh penjuru Indonesia, maksud saya Jakarta―selama ini kan, Indonesia cuma Jakarta. 

Saya rasa yang dirisaukan warga bukan banjirnya, bukan, itu terlalu sepele. Yang dirisaukan warga adalah jemuran, pakain lebih penting, sebab di sekolah kita diajarakan sandang-pangan-papan. Jadi yang nomor satu adalah sandang.

Jika musim hujan seperti ini, mana mungkin jemuran mudah kering, apalagi tidak ada mesin cuci yang ada pengeringnya itu, boro-boro itu, pakai megic-jar saja listrik tidak kuat. 

Lah, ini bisa gawat kalau jemuran tidak kering, besok mau makai pakaian apa; semisal diundang hajatan, diundang Pak RT rapat, atau didatangi Pak Walikota blusukan. Kalau pake baju basah nan apek mana bisa, mau ditaruh mana itu muka.


 

Meski begitu, saya yakin pada maklum, lawong memang banjir, jemuran mana mungkin bisa kering.

Kalau hujan lagi, engkau angkat lagi
Sebaiknya kau bakar di api

Boleh jadi, nanti diarang di atas api, biar cepet kering. Tapi masalahnya, ini kan lagi banjir, mana ada permukaan tanah yang kering. Kalau membuat api di atas genteng bisa saja. Namun nanti kalau genteng ikut terbakar, tentu bisa bolong, ari hujan malah masuk. 

Yah meski biasanya air masuk lewat pintu depan, tanpa ketuk, tanpa permisi―memang tidak sopan, sampai masuk ke kamar, alhasil tidur di kamar tidak bisa.

Yang, tidurlah di dapur
Di dalam kamar, air pada ngucur

Keadaan tentu jauh berbeda di rumah orang kaya, pasti mereka aman-aman saja, bukan karena dirahmati Tuhan, bukan juga karena dilundungi penguasa. Cuma karena mereka kaya saja, jadi bisa menyewa jasa arsitek, terus rumahnya didesain sedemikian rupa sehingga bebas banjir. Sudah bebas maling, bebas banjir, sungguh ajib.

Kita bercerita tentang orang kaya
yang tidur di atas kasur mewah

Ngungsi seada2nya, sebel 😑

Seperti yang dilaporkan banyak para pewarta ibu kota, banjir tahun 2020 adalah yang paling parah, namun berita itu sudah basi, justru sekarang yang paling parah. Menggenang puluhan RT, yang artinya ratusan warga harus mengungsi.

Banjir, banjir, banjir datang lagi, sayang
Yuk, kita ngungsi ke rumah orang 

Maka mari kita mengungsi, mumpung ada yang berbaik hati memberi tempat. Namun sialnya, apa bisa menampung ratusan orang yang membawa harta benda; ternak, kasur, TV, kulkas, motor, dan beban hidup.

Aduh, aduh, aduh tidak ada lowongan
Tempat dipakai, penuh barang

Tenda sementara, pun gedung olahraga; tentu saja tidak cukup menampung orang dan barang sebanyak itu. Saya sabagai warga yang baik, tentu punya solusi yang jitu. Bagaimana kalau hotel digunakan tempat pengungsian. 

Lebih baik tidur di hotel saja 
Di sana kita berfoya-foya
Kalau Hotel, apalagi di Ibu Kota, pastilah punya fasilitas mewah, daripada di tempat pengungsian yang tidak higienis, penuh kuman, apalagi kan ini masih ada pamdemi, dilarang berkerumun, berbahaya.

Hotel Sangri-La Jakarta

Kalau di hotel pastilah lebih aman, kamarnya kan banyak, bisa dipisah-pisah setiap keluarga satu kamar. Selain tidak berkerumun, mereka kan punya ruang privasi, jikalu ada dorongan biologis, misal, bagi sumai-istri pastilah tidak perlu risau, pastilah nyaman, menyenangkan, dan aman.
Yang, enakan di sini
Tempat bersih dan teratur rapi

Kalau toh, nanti pihak hotel tidak mau, dan harus bayar. Gampang, tempati saja dulu, masalah bayar gampang, nanti tunggu sepi, tunggu semua karyawan pada istirahat, nah pas momen itu mari kabur. Yahh, ibarat kita mencoba nggabrul jajanan di kantin SMA dulu. Nah ilmu tentang penggabrulan itu dipakai, ilmunya mirip-mirip; prinsipnya cuma tunggu momen sepi.

Soal bayar nanti, jangan pikir lagi
Kita pulang tunggu orang sepi

Bagaimana solusi saya, ini solusi sangat penting untuk penanganan banjir di banyak daerah, tidak hanya di Jakarta. Maka tolong, sampikan solusi saya ini ke banyak orang, sudah pasti manjur, tidak akan ajurr~


Music by OM PMR-Banjir

Penulis/Jurnalis

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komentar
© Dhima Wahyu Sejati. All rights reserved. Developed by Jago Desain